Dalam bahasa inggris sarapan disebut “breakfast”, dari kata “break the fast”
yang berarti menghentikan puasa. Disebut puasa karena pada malam hari
saat beristirahat, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan. Saat sarapan
tubuh mendapatkan asupan energi dari makanan sehingga lebih siap untuk
berfikir dan beraktivitas. Sayangnya, sering kali kita melewatkan
asupan makanan pada pagi hari ini.
Menurut
analisis data komsumsi pangan dari riset kesehatan dasar 2010
(riskesdas) terhadap 35.000 anak usia sekolah, diketahui 26,1 persen
anak hanya sarapan dengan air minum. Sementara itu, sebesar 44,6 persen
memperoleh asupan energi kurang dari 15 persen kebutuhannya. Padahal,
untuk memulai aktivitas harian anak usia 6 – 12 tahun, dibutuhkan
sekitar 15-25 persen dari total energi 1800 - 2000 kalori perhari.
Melihat
pentingnya sarapan, PERGIZI PANGAN indonseia bekerja sama dengan sereal
sarapan Nestle mengadaakan simposium dengan tema “start your day with nutritious whole grain breakfast” (awali harimu dengan sarapan gandum utuh yang bergizi). Simposium ini digelar di kridangga ballrom, century park Hotel, Jakarta, sabtu (16/6).
Acara
menghadirkan pembicara, yaitu ketua umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof
Dr Ir H Hardiansyah MS, Dokter spesialis anak Titis Prawitasari SpA(K),
dan pakar gizi Cereal partners australia Nilani srirathan BSc RNutr,
dengan selebriti meisya siregar yang berbagi pengalaman seputar sarapan
di keluarganya.
“membiasakan
sarapan bisa menjadi langkah awal untuk meningkatkan prestasi anak
disekolah,” kata titis.”sarapan pagi juga akan meningkatkan kualitas
asupan energi dan menghindari asupan makanan yang kurang sehat di
sekolah.”
Pola sarapan bisa
dipengaruhi oleh kebiasaan keluarga. Namun, terkadang hal ini
menyebabkan gizi dalam sarapan menjadi tidak seimbang. Misalnya sarapan
dengan nasi dan lauk bihun yang kduanya mengandung karbohidrat yang
cukup tinggi. Latas, bagaimanakah komposisi yang baik dalam makanan?
“sarapan
seharusnya mengandung karbohidrat yang cukup, mengadung protein, lemak,
mineral, air, vitamin dan serat agar proses metabolisme dalam tubuh
berjalan dengan baik sehingga anak bisa beraktivitas secara maksimal,”
jelas Hardiansyah. “sarapan sebaiknya mengandung 300 – 500 kalori dan 6 –
10 gram protein.”
Sementara itu, untuk mencukupi kebutuhan serat, Nilani menambahkan pentingnya mengonsumsi gandum utuh
karena memberikan manfaat seperti membantu menjaga berat badan, menjaga
kesehatan jantung, mencegah diabetes dan membantu kesehatan saluran
cerna. Ahli gizi di seluruh dunia menyarankan konsumsi biji-bijian atau
gandum utuh paling tidak 48 gram atau sekitar tiga porsi dalam sehari.
Bersamaan dengan simposium ini,
diluncurkan pula booklet tentang sarapan yang akan dibagiakn kepada 5000
ahli gizi dan pangan seluruh indonesia. Upaya untuk menyosialisasikan
sarapan pagi tidak berhenti pada simposium tersebut. Sereal sarapan
netsle juga menggelar arisan Roadshow (nutritious breakfast club) dan
whole grain roadshow.
Arisan
roadshow bertujuan untuk menyosialisasikan pentingnya sarapan bagi
keluarga. Sasarannya adalah ibu-ibu berumur sekitar 20-30 tahun, untuk
menekankan pentingnya sarapan terutama bagi anak usia 6 – 12 tahun. Kota
– kota yang dipilih antara lain bandung, pekanbaru, balikpapan, medan,
dan yogyakarta.
Sementara itu,
whole grain roadshow dilakukan di toko-toko dengan menggelar aneka
kegiatan. Misalnya lomba mewarnai dan menggambar untuk akan serta
presentasi tentang gizi untuk para orang tua. Roadshow ini akan digelar
di jakarta, lombok, lampung, palembang, pontianak, jember dan makassar.
0 komentar:
Posting Komentar