This is default featured slide 1 title

Foto gatra saat orkes Monata Di Tebuwung Dan pemandangan

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 Juli 2012

Tips 4 Cara Mengobati Penyakit Diare

Terkadang kita sebagai manusia lalai terhadap kesehatan tubuh kita, sehingga tidak bisa menghindarkan diri dari makanan yang tidak higienis atau bersih dari segala macam bibit kuman dan penyakit. Apabila kita makanan yang tidak higienis maka kita bisa terserang penyakit pencernaan yang salah satu akibatnya adalah diare atau mencret-mencret. Selain itu diare dapat disebabkan oleh keracunan bahan kimia dalam makanan, masuk angin, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan lain sebagainya.
Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar berkali-kali dalam satu hari yang melebihi batas normal dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau kental disertai angin / kentut dari dalam perut. Berikut di bawah ini adalah 4 (empat) tips atau cara untuk menanggulangi diare atau mencret-mencret.
1. Minum Air Putih yang Banyak
Sering-seringlah minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak.
Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu merangsang asam lambung.
2. Makan Makanan Khusus
Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar. Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dah halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada.
3. Istirahat yang Cukup
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang buang-buang air akan terasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan sebagainya. Untuk itu bagi anda yang sudah merasa sangat lemas sebaiknya meminta izin sekolah atau kantor untuk menghindari dari kemungkinan yang terburuk atau memalukan di tempat umum. Tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain.
4. Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat
Ada baiknya anda berkonsultasi dengan dokter dan meminta obat yang tepat untuk anda, karena setiap orang memiliki karakteristik masing-masing dalam pemilihan obat. Rumah sakit, dokter praktek, puskesmas atau balai pengobatan lain yang sesuai izin depkes adalah pilihan yang tepat karena memiliki dokter yang baik dengan obat-obatan yang baik pula. Bila anda ragu datangi saja dokter lain untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Setalah mendapatkan obat minumlah obat itu sesuai dosis yang waktu yang telah ditentukan. Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat mencret, vitamin dan antibiotik. Untuk obat mules dan mencret sebaiknya diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika sudah berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi. Untuk vitamin terserah anda mau dihabiskan atau tidak, akan tetapi tidak ada salahnya jika dihabiskan karena vitamin baik untuk anda asalkan tidak berlebihan.

Cara Mencegah Penyakit Diare





Diare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease). Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua pembunuh terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paru-paru.
Penyakit diare dapat ditularkan melalui:
  • Pemakaian botol susu yang tidak bersih
  • Menggunakan sumber air yang tercemar
  • Buang air besar disembarang tempat
  • Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.
Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai dari kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air besar. Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus diawasi.
Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan dengan sabun. Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan secara luas, akan menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, khususnya balita
Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum ASI eksklusif jarang menderita diare. Selain ASI, imunisasi campak ternyata bisa mencegah diare,” tambah dr. Luszy Arijanty, Sp.A.
“Penyebab utama diare pada orang dewasa adalah bakteri yang mengkontaminasi makan dan minuman, sehingga mencegah diare pada orang dewasa adalah dengan memperhatikan kebersihan makanan dan minuman. Jadi pilihlah makanan yang tetap dalam keadaan baik,” saran dr. Ari Fahrial Syam, SP.PD, KGEH, MMB.
Suntikan Vaksin Rotavirus
Di Indonesia kematian anak mencapai 240.000 orang per tahun. Kematian anak karena diare 50.400 orang. Dari jumlah itu 10.088 anak di antaranya akibat rotavirus. Di Jakarta dan Surabaya sekitar 21-42 persen balita meninggal akibat diare dari rotavirus.
Rotavirus ditemukan pertama kali oleh Ruth Bishop (Australia) tahun 1973. Di Indonesia rotavirus ditemukan pada 1976. Rotavirus kemungkinan masuk ke tubuh manusia bukan hanya lewat oral tapi juga melalui saluran pernafasan.
Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut). Sayangnya di Indonesia, vaksin rotavirus ini belum ada. Namun karena rotavirus generasi awal itu strainnya sama dengan yang di dunia, G1, G2, G3, dan G4, maka vaksin yang sudah ada di negara lain bisa digunakan.
Tahun 2005, strain rotavirus di Indonesia berubah menjadi G9. Jenis ini jarang meski sempat ditemukan di India. Saat ini Amerika, hampir di semua negara Eropa, Cina, India, Bangladesh dan Filipina, sudah menggunakan vaksin rotavirus. Bahkan di Filipina dan Amerika vaksinasi rotavirus termasuk diwajibkan.
Sementara itu di Indonesia, vaksinasi rotavirus belum ada. Rotavirus diberikan 2-3 kali pada bayi usia 6-8 minggu. Harganya memang masih mahal Rp 300 ribu-500 ribu satu kali vaksin. Jika digunakan massal, bisa lebih murah sebagaimana hepatitis B. Saat ini vaksin rotavirus buatan Merck dan GSK sudah masuk proses izin di BPOM.
Apabila disetujui Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan), selanjutnya menyiapkan delapan rumah sakit (enam rumah sakit pendidikan, RSUD Kodya Yogyakarta dan RSUD Purworejo) untuk post marketing surveillens vaksin rotavirus. Vaksin diharap bisa mengurangi diare akibat rotavirus.