- Masker
yang terbuat dari tumbuhan secang bisa menunda proses penuaan dini.
Masker yang dikembangkan oleh tiga mahasiswa farmasi Universitas
Yogyakarta ini perlu diuji pada manusia, uji hedonik, serta
standardisasi sebelum diproduksi massal.
Etyk Yunita Anjarsari, salah satu mahasiswa dalam tim peneliti,
mengatakan produk kosmetik yang ada di pasaran, yang diklaim dapat
memperlambat proses penuaan ternyata kurang optimal dalam menangkal
radikal bebas dari polusi udara.
“Studi membuktikkan penggunaan vitamin E sebagai antioksidan dalam
kosmetik antiaging ternyata dapat memicu kerusakan pada tubuh manusia,
utamanya kulit,” katanya.
Sementara itu, tumbuhan secang (Caesalpinia sappan) secara
alami adalah agen anti-peradangan, antioksidan, antibakteri, antialergi,
bahkan antikanker. Dibandingkan dengan senyawa BHT dan BHA, yang
biasanya digunakan dalam kosmetik, “antioksidan dalam secang terbukti
lebih tinggi yaitu sepuluh kali lipatnya,” jelas Etyk saat konferensi
pers di UGM, Jumat (29/7/2011) silam.
Menurut Etyk, potensi secang untuk kesehatan kulit masih jarang
dipelajari, padahal perawatan kulit air rebusan secang sudah dilakukan
sejak dulu. Pengolahan secang dilakukan dengan cara mengekstrak serbuk
kayu secang dengan etanol 96 persen.
Setelah kental, bahan dikeringkan. Ekstrak kering ini ditempel pada
kain kasa yang dilapisi kertas khusus yang dibentuk masker yang siap
dipasang di wajah. Satu kilogram secang bisa menghasilkan lima masker.
Efek sampingnya, seperti dijelaskan Etyk, rendah, bahkan masker
sekali pakai ini memiliki efek relaksasi dan menyegarkan. Harganya yang
relatif murah–satu kilogram secang dihargai Rp 8.000.
Sayangnya, masker ini belum diuji coba pada manusia. Masker juga
masih harus melalui uji tingkat hedonik atau uji tingkat kesukaan
konsumen. Bila ingin diproduksi massal, ekstrak kayu secang perlu
standardisasi.
Meskipun demikian, penelitian ini berhasil membawa tim peneliti
menjadi juara kedua dalam Lomba Karya Tulis Mahasiswa Farmasi (LKTF)
dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (PIMFI) di UNAIR Surabaya
19 Juli 2011 lalu
Sumber : KOMPAS.com, 1 Agustus 2011
0 komentar:
Posting Komentar